Masa Kejayaan Dinasti Bani Seljuk – Dinasti Seljuk Agung mengalami masa kejayaan dan dapat memperluas wilayahnya ketika dipimpin oleh Tugril Beq. Pada era kekuasaan Seljuk terdapat sejumlah penelitian mengenai kemajuan ilmu pengetahuan. Ada sejumlah peneliti yang menyebutkan bahwa pada masa ini terjadi stagnasi di bidang ilmu pengetahuan, sastra, seni, juga ilmu filsafat di Dunia Islam.
Ada dua institusi penting yang berkembang pesat pada masa pemerintahan Dinasti Seljuk, yakni madrasah dan rumah sakit. Pada masa itu, madrasah dan rumah sakit dibangun di mana-mana. Madrasah, perpustakaan, dan rumah sakit bermunculan di wilayah-wilayah yang dikuasai Dinasti Seljuk, seperti kota Baghdad, Merv, Isfahan, Nishapur, Mosul, Damaskus, Kairo, Aleppo, Amid (Diyarbakir), Konya, Kayseri, dan Malatya.
Insititusi itu berkembang menjadi pusat-pusat kebudayaan Seljuk Islam. Pada masa pemerintahan Dinasti Seljuk, arsitektur bangunan banyak yang terbuat dari batu-batuan yang tahan lama. Sehingga berbagai macam bangunan yang dibangun bangsa Seljuk kebanyakan masih bertahan selama beberapa abad. Salah satu bukti bahwa ilmu pengetahuan dan sastra tidak padam pada masa pemerintahan Dinasti Seljuk adalah banyaknya para ilmuwan dan intelektual Muslim yang terus mengembangkan ilmunya.
Beberapa ilmuwan dan budayawan terkemuka yang lahir pada masa itu antara lain: Al-Juwayni, Abu Ishaq asy-Syirazi, Umar al-Khayyam, Al-Badi’ al-Usthurlabi, Abul-Barakat Hibatullah bin Malka al-Baghdadi, Samuel al-Maghribi, Syarafuddin ath-Thusi, Kamaluddin bin Yunus, Shihabuddin Yahya bin Habsy as-Suhrawardi, Fakhruddin ar-Razi, Ibnu ar-Razzaz al-Jazari, Ibnu al-Atsir, serta Sayfuddin al-Amidi.
Pada era kepemimpinan Sultan Meliksah I (1072 – 1092) pernah berdiri observatorium besar di kota Isfahan. Ilmuwan, seperti Omer el-Hayyam dan teman-temannya, memanfaatkan observatorium tersebut untuk melakukan penelitian hingga akhirnya menghasilkan karya berjudul Zic-i Melikshahi atau (Buku Tabel Astronomi) dan Takvim-i Jalali (Kalender Jalalaean).
Pada masa itu, seorang ilmuwan bernama El-Bed’ al-Usturlabi menuliskan bukunya yang berjudul al-Zij al-Mahmudi (Buku Tabel Astronomi Mahmudi). Sedangkan seorang ilmuwan yang bernama Ebu Mansur membuat karya berjudul el-Zij al-Senceri (Buku Tabel Astronomi Senceri). Istana para Sultan Seljuk di Baghdad, Isfahan, dan Merv selalu dipenuhi para pelajar, ilmuwan, juga para penulis. Mereka menuliskan karya-karyanya baik dalam bahasa Arab maupun bahasa Persia. Bahkan literatur Islam Persia mulai mendunia di bawah Dinasti Seljuk.
Beberapa penulis besar yang karyanya masih bisa dinikmati pada saat ini antara lain karya Jalaladdin-i Rumi Hakani, Senayi, Nizami, Attar, Mevlan, dan Sa’di. Para penulis besar tersebut hidup dan mempersembahkan karya-karyanya kepada para sultan Dinasti Seljuk. Kondisi ekonomi dan kesehatan masyarakat yang membaik di bawah kekuasaaan Dinasti Seljuk berhasil meningkatkan aktivitas dan prestasi masyarakatnya dalam bidang literatur, seni dan ilmu pengetahuan. Peningkatan aktivitas masyarakat dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan ini mendapat dorongan yang signifikan dari pemerintah Dinasti Seljuk.
Sejak abad-ke 14 M, ratusan madrasah ditemukan tersebar luas di Anatolia. Hampir setiap wilayah Anatolia terdapat madrasah. Hal ini jelas menunjukkan bahwa Dinasti Seljuk sangat memperhatikan dunia pendidikan bagi rakyatnya. Gambaran berbeda terlihat di pusat Kekuasaan Islam di wilayah yang dikuasai bangsa lain, seperti Mesir, Suriah, dan Palestina, di mana madrasah hanya ditemukan di kota-kota besar saja, tidak seperti di Anatolia, baik di desa maupun di kota, pemerintah membangun madrasah. Madrasah-madrasah yang dibangun Dinasti Seljuk tersebut masih banyak yang berdiri dengan tegak hingga saat ini dan dapat ditemukan di berbagai kota besar, kota kecil, bahkan di pedesaan yang ada di Anatolia.