Peninggalan Dinasti Mughal – Puncak kejayaan Kerajaan Mughal terjadi pada masa pemerintahan Putra Humayun, Akbar Khan (1556-1605 M). Karena wilayah kekuasaannya yang sangat luas, Akbar menjalankan pemerintahannya secara militeristis. Selain itu, Akbar juga menerapkan kebijakan politik sulakhul (toleransi universal). Artinya, semua rakyat India dipandang sama. Mereka tidak dibedakan oleh perbedaan etnis dan agama.
Kemajuan yang dicapai Akbar masih dapat dipertahankan tiga penguasa setelahnya; Jahangir (1605-1628 M), Shah Jahan (1628-1658 M), dan Aurangzeb (1658-1707 M). Shah Jahan, putra Jahangir, memerintahkan pembangunan Taj Mahal antara 1631-1643 M di Kota Agra. Taj Mahal, istana nan indah ini, dibangun selama 12 tahun, berdiri di tepi Sungai Jamuna. Taj Mahal adalah warisan abadi Dinasti Mughal yang dapat dinikmati hingga kini.
Peninggalan Bersejarah Dinasti Mughal
Begitu banyak peninggalan bersejarah yang didirikan Dinasti Mughal selain Taj Mahal. Sebut saja istana atau Kota Fatehpur Sikri. Bangunan bersejarah bercorak Hindu dan Islam ini dibangun Akbar pada 1569 M. Bangunan ini didirikan untuk mengenang seorang sufi dan wali Allah bernama Hazrat Salim Christi. Di kota ini pula terdapat sebuah masjid agung dan Buland Darwaza (Pintu Tinggi) yang dikenal sangat indah.
Dinasti Mughal juga meninggalkan Benteng Merah atau Lal Qila. Pada 1638 Syah Jahan merancangnya sebagai benteng, istana, sekaligus taman yang indah. Di dalam benteng itu terdapat bangunan istana berhiaskan aneka lukisan dan ornamen kaca, paviliun, jalanan lebar, pasar, tempat ibadah, tempat tinggal istri raja, dan tempat pemandian anggota keluarga raja.
Masjid yang terkenal di dalam Benteng Merah adalah Masjid Moti atau Masjid Mutiara. Masjid itu dibangun pada 1659 oleh Aurangzeb, penerus Syah Jahan. Masjid Moti memiliki tiga buah kubah berukuran kecil berhiaskan marmer putih. Arsitektur lain yang menonjol dari bangunan masjid ini adalah desain lengkung yang menghiasi tiga buah lorong yang meghubungkan bagian ruang utama masjid dengan halaman. Aurangzeb juga membangun Masjid Badsyahi yang terletak di sebelah barat Benteng Lahore.
Selain peninggalan sejarah berupa bangunan, Dinasti Mughal juga meninggalkan karya sastra yang indah. Kitab Akbar Nama dan Ain-i-Akhbari karya Abu Fadhl, misalnya, memaparkan sejarah Kerajaan Mughal berdasarkan figur pemimpinnya. Sastrawan Mughal terkenal lainnya adalah Malik Muhammad Jayashi dengan karya monumental, Padwavat. Sebuah karya alegoris yang mengandung kebajikan jiwa manusia.
Di bidang Militer, pasukan Mughal dikenal sebagai pasukan yang kuat. Mereka sendiri terdiri atas pasukan gajah, berkuda, dan meriam. Wilayahnya dibagi dalam sistem distrik-distrik. Setiap distrik dikepalai sipah salar dan subdistrik dikepalai faujdar. Dengan sistem inilah pasukan Mughal berhasil menaklukkan daerah-daerah di sekitarnya.
Kontribusi Mughal di bidang ekonomi adalah memajukan pertanian, terutama untuk tanaman padi, kacang, tebu, rempah-rempah, tembakau, dan kapas. Pemerintah membentuk lembaga khusus untuk mengatur masalah pertanian.
Dinasti Mughal juga banyak memberikan sumbangsih di bidang ilmu pengetahuan. Sejak berdirinya kerajaan itu, banyak ilmuwan yang datang ke India untuk menuntut ilmu. Bahkan, istana Mughal pun menjadi pusat kebudayaan. Hal ini terjadi karena ada dukungan dari penguasa, bangsawan, dan ulama.
Sumber : Republika