Sejarah Kincir Angin Belanda Nama Belanda tentunya bukan lagi menjadi kata yang terdengar asing di telinga kamu. Selain karena jejak sejarahnya, Belanda dikenal sebagai salah satu destinasi wisata Eropa yang menarik dan jadi impian traveler Indonesia ataupun dunia. Salah satu ikon penting dalam kehidupan penduduk setempat termasuk wisata Belanda adalah kincir angin, sehingga tak heran jika negeri di Benua Biru ini dijuluki sebagai Negeri Kincir Angin.
Tapi, tahukah kamu, di balik popularitas kincir angin Belanda yang ternama, ada fakta menarik yang bisa dikulik? Salah satunya adalah bahwa kincir angin sendiri bukan berasal dari Belanda. Dilansir I Am Expat dan Britannica, kincir angin pertama kali ditemukan pada 500 – 900 Masehi oleh penduduk Persia. Kincir angin itu dibangun khusus untuk membantu pabrik dalam melakukan aktivitasnya.
Banyak orang yang percaya bahwa desain kincir angin menyebar ke kawasan Eropa melalui perang salib, yang kemudian mengalami berbagai inovasi. Karena desain kincir angin Eropa dan Persia dinilai sangat berbeda. Kabarnya, kincir angin muncul di Belanda pada awal 1200 Masehi dan digunakan untuk menggiling biji-bijian dan jagung. Selain itu, kincir angin juga berfungsi untuk melakukan reklamasi pada daratan, yaitu dengan mengeringkan tanah yang memiliki kadar air terlalu tinggi atau bahkan terendam air laut agar layak dihuni atau digarap.
Kemudian pada abad ke-16, kincir angin tak lagi hanya berguna sebagai mesin pengering tanah, tapi juga untuk melakukan produksi barang. Seperti menghancurkan, mencampur, atau memproses sesuatu agar dapat menjadi produk yang layak untuk digunakan. Bukan cuma itu saja, di masa lampau, kincir angin juga punya fungsi penting dalam menyebarkan informasi, seperti pernikahan atau kematian. Terkadang kincir angin juga digunakan untuk memanggil karyawan agar datang lebih cepat ke pabrik. Dan dalam beberapa kesempatan, kincir angin memberikan informasi bagi penduduk setempat agar tidak menyerang NAZI pada Perang Dunia II.
Sejarah Kincir Angin Belanda
Menariknya lagi, kincir angin bahkan pernah digunakan untuk membantu aktivitas pabrik penggergajian kayu di Belanda pada masa lampau. Pabrik penggergajian tersebut kemudian memainkan peranan yang sangat penting dalam sejarah, karena memungkinkan Belanda untuk membangun kekuatan dalam pelayaran, hingga mencapai zaman keemasan pada abad ke-17.
Karena fungsinya yang membantu aktivitas manusia, kincir angin kian bertumbuh dan berkembang. Pada abad ke-19, terhitung ada sekitar 9000 kincir angin yang tersebar di Belanda. Dalam satu distrik saja, Zaan misalnya, terdapat sekitar 900 kincir angin yang digunakan penduduk setempat untuk melakukan aktivitas mereka. Hal inilah yang kemudian menjadi alasan mengapa Belanda dijuluki sebagai Negeri Kincir Angin, terlebih setelah mereka kerap menggunakan kincir angin sebagai salah satu simbol ikonik di negaranya.
Kincir angin di Belanda saat ini memang tak lagi sebanyak dulu. Meski begitu, ada lebih dari 1000 kincir angin yang bisa kamu temukan di negara itu. Salah satunya adalah Kinderdijk, yang menjadi salah satu situs warisan dunia UNESCO karena memiliki jumlah kincir angin terbanyak di dunia.
Beberapa kincir angin masih digunakan untuk drainase atau mengeringkan lahan. Sementara yang lainnya, ada pula yang digunakan untuk menggiling gandum, dialihfungsikan menjadi museum, mencampur atau menghancurkan hasil bumi, bahkan irigasi.
Meskipun kincir angin kini semakin kehilangan kekuatan karena berada di sekitar bangunan tinggi. Yang membuat kincir-kincir tersebut kesulitan menangkap angin dan berputar seperti dulu. Jika di masa mendatang, kincir angin semakin sulit untuk ‘menunaikan’ tugasnya, akankah Belanda tetap dengan simbol ikoniknya tersebut? Semoga.
Sumber : Kumparan.com