Sejarah Latar Belakang Berdirinya Dinasti Safawiyah Persia – Lahirnya Daulah Safawi bermula dari gerakan Sufi di kawasan Azarbaijan yang disebut Safawiyeh. Pendiri gerakan Sufi ini ialah Sheikh Safi Al-Din (1252–1334). Sheikh Safī al-Dīn Abdul Fath Is’haq Ardabilī berasal dari Ardabil, sebuah kota di wilayah Azerbaijan Iran.
Ia merupakan anak murid seorang imam Sufi iaitu Sheikh Zahed Gilani (1216–1301, dari Lahijan.) Safi Al-Din kemudian mengganti ajaran Sufi ini menjadi ajaran Syiah sebagai tanggapan terhadap serangan tentara Mongol di wilayah Azerbaijan. Pada abad ke-15, Safawiyah kemudian berubah karakter dan menjadi militan di bawah Syekh Junayd dan Syekh Haydar. Kemudian mulai meluaskan pengaruh dan kekuasaannya dalam bidang politik dan militer ke seluruh Iran dan berhasil merebut seluruh Iran dari pemerintahan Timuriyah.
Sejarah Lahirnya Daulah Safawi Persia
Pada abad ke-15, Kesultanan Utsmaniyah mulai memasuki daerah orang Persia, mengakibatkan Perang Utsmaniyah-Safawiyah. Sebagai balasan, pengikut Safawiyah dari Ardabil merebut Tabriz dari Turki di bawah pimpinan Alwand. Safawiyah kemudian dipimpin oleh Ismail I dan di bawah pemerintahannya, Tabriz menjadi ibu kota dinasti Safawiyah dan ia sendiri mendapat gelar Shah Azerbaijan. Kemudian, Ismail I berhasil mencapai barat laut Iran dan merebut semua wilayah Iran dari Turki. Pada tahun 1511, tentara Uzbek berhasil diusir. Ketika Ismail I berkuasa ia menjadikan bahasa Azeri sebagai bahasa resmi. Ada banyak negara lokal sebelum negara Iran yang didirikan oleh Ismāʻil I. Penguasa lokal terpenting sekitar 1500 adalah:
- Huṣayn Bāyqarā, penguasa Timuriyah dari Herāt
- Alwand Mīrzā, Khan Aq Qoyunlu dari Tabrīz
- Murad Beg, Khan Aq Qoyunlu dari Irak al-Ajam (Persia)
- Farro kh Yaṣar, Shah dari Shirvan
- Badi Alzamān Mīrzā, penguasa lokal Balkh
- Huṣayn Kīā Chalavī, penguasa lokal Semnān
- Murād Beg Bayandar, penguasa lokal Yazd
- Sultan Mahmud ibn Nizam al-Din Yahya, penguasa Sistan
- Beberapa penguasa lokal Mazandaran dan Gilan seperti: Bisotun II, Ashraf ibn Taj al-Dawla, Mirza Ali, dan Kiya Husayn II .
Ismail I mampu menyatukan semua wilayah ini di bawah Negara Safawi Iran yang dia ciptakan. Sepanjang pemerintahan Safawiyah, Islam Syiah menjadi agama resmi Iran walaupun Syiah sudah lama dipraktikan sebelum zaman Safawiyah. Raja-raja Safawiyah kemudiannya membawa masuk lebih banyak ulama-ulama Syiah dan menganugerahkan mereka uang dan tanah sebagai hadiah atas kesetiaan mereka kepada dinasti Safawiyah.
Pada puncak kejayaannya, sastra, kesenian dan arsitektur Persia berkembang pesat dan contohnya adalah pembangunan Alun-alun Naghshi Jahan di Isfahan. Dalam bidang ekonomi, perdagangan Iran berkembang karena letaknya di tengah-tengah Jalur Sutera. Pada masa kejayaannya ini disebut-sebut sebagai salah satu Negeri Mesiu Islam dan juga memiliki pengaruh yang kuat di wilayah Timur Tengah. Sehingga termasuk dalam salah satu Kekuatan Besar pada masa itu. Ismail memiliki korps musketir (tofangchi) berjumlah 8.000 dan pada 1521 sekitar 20.000. Setelah Abbas Agung mereformasi tentara (sekitar 1598), pasukan Safawi memiliki pasukan artileri 500 meriam serta 12.000 prajuris bersenjata api. Beberapa Penguasa juga melakukan diplomasi dengan Kerajaan Eropa, seperti dengan Dinasti Habsburg.
Kejayaan Safawiyah mulai surut pada abad ke 17. Raja-raja Safawiyah semakin lama semakin tidak efisien dan hidup berfoya-foya. Iran juga terus diserang oleh Turki Utsmaniyah, Afghan dan Arab. Pada tahun 1698, Kerman direbut oleh orang Baloch, sementara Khorasan ditaklukan oleh orang Afghan pada tahun 1717. Selain itu, Safawiyah turut berhadapan dengan ancaman baru yaitu Kekaisaran Rusia di sebelah utara dan serangan tentara Mughal di sebelah timur. Lebih buruk lagi, ekonomi Safawiyah merosot akibat perubahan jalur perdagangan antara timur dan barat, sehingga Jalur Sutera tidak lagi digunakan. Dinasti Safawi ditaklukan dan Iran dikuasai oleh Dinasti Hotak dari Afganistan dari tahun 1722 -1729, hingga Restorasi Dinasti Safawi dengan bantuan Jenderal Nader Shah.
Setelah itu Shah hanyalah penguasa boneka yang dikendalikan Jenderal. Pada tahun 1736, jenderal Nader Shah mengambil alih kekuasaan sekaligus mengakhiri pemerintahan Safawiyah di Iran dan mendirikan Dinasti Afshariyah.
Sekilas Dinasti Safawiyah Persia
Dinasti Safawiyyah (bahasa Persia: سلسلهٔ صفويان; bahasa Azeri: صفویلر) adalah salah satu dinasti terpenting dalam sejarah Iran. Dinasti ini merupakan salah satu negeri Persia terbesar semenjak penaklukan Muslim di Persia. Negeri ini juga menjadikan Islam Syiah sebagai agama resmi, sehingga menjadi salah satu titik penting dalam sejarah Muslim.
Safawiyyah berkuasa dari tahun 1501 hingga 1722 (mengalami restorasi singkat dari tahun 1729 hingga 1736). Pada puncak kejayaannya, wilayah Safawiyyah meliputi Iran, Azerbaijan, Armenia, sebagian besar Irak, Georgia, Afganistan, Kaukasus, dan sebagian Pakistan, Turkmenistan dan Turki. Safawiyyah merupakan salah satu negeri mesiu Islam selain Utsmaniyah dan Mughal.
Meskipun jatuh pada tahun 1736, salah satu warisan terbesarnya adalah kebangkitan Persia sebagai benteng ekonomi antara timur dan barat, pendirian negara yang efisien dan birokrasi yang didasarkan pada “check and balance”, dan inovasi arsitektur dan seni. Selain itu, karena Safawiyyah pula Syiah menyebar ke seluruh Iran dan daerah sekitarnya.