Masa Dinasti Tang Pada masa dinasti tang pernah mencapai puncak kejayaan ditandai banyak bermunculan para penyair dan seniman dan pelukis, yaitu pada masa kekuasaan Li Shih Min Tang tai Tsung – Dinasti Tang (Hanzi: 唐朝; Pinyin: Táng Cháo; Wade–Giles: T’ang Ch’ao; pertama 618–690 & kedua 705–907), dalam romanisasi Wade-Giles ditulis Dinasti T‘ang (dibaca sebagai thang), adalah salah satu dinasti Tiongkok yang menggantikan Dinasti Sui dan mendahului periode Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan.
Dinasti ini didirikan oleh keluarga Li (李), yang mengambil alih kekuasaan pada masa kemunduran dan keruntuhan dinasti Sui. Keberlangsungan dinasti ini sempat terputus saat Maharani Wu Zetian mengambil alih takhta dan mengumandangkan berdirinya dinasti Zhou Kedua (690–705), dan menjadi satu-satunya kaisar perempuan dalam sejarah Tiongkok. Dinasti ini berkuasa selama rentang waktu 289 tahun dengan 21 kaisar.
Dinasti Tang, dengan ibu kota di Chang’an (kini Xi’an) yang saat itu merupakan kota terpadat di dunia, dianggap sebagai salah satu titik puncak dalam sejarah Tiongkok, sebuah zaman keemasan budaya kosmopolitan. Luas wilayahnya, yang diperoleh melalui kampanye militer penguasa-penguasa awalnya, menyaingi luas dinasti Han. Berdasarkan dua sensus pada abad ke-7 dan abad ke-8, catatan-catatan Tang memperkirakan jumlah penduduk sekitar 50 juta jiwa. Pada abad ke-9, karena kekaisaran sedang mengalami kemunduran dan tidak dapat mengadakan sensus yang akurat, diperkirakan jumlah penduduk Tang tercatat sekitar 80 juta jiwa.
Dengan jumlah penduduk yang besar, dinasti ini dapat mengumpulkan para ahli dan ratusan ribu tentara untuk melawan kekuatan-kekuatan nomaden yang mendominasi Asia Dalam dan Jalur Sutra. Berbagai kerajaan dan negara membayar upeti kepada Tang, sementara Tang juga menaklukkan atau menundukkan beberapa wilayah yang dikendalikan secara tidak langsung melalui sistem protektorat. Selain hegemoni politik, pengaruh budaya Tang juga terasa kuat di negara-negara tetangga seperti Korea, Jepang, dan Vietnam.
Periode Tang pada umumnya merupakan periode kemajuan dan stabilitas, kecuali saat Pemberontakan An Lushan dan kemunduran otoritas pusat pada masa akhir dinasti ini. Seperti Dinasti Sui, Dinasti Tang memiliki sistem perekrutan pegawai negeri melalui ujian kenegaraan. Tatanan ini terganggu oleh kemunculan gubernur-gubernur militer regional yang disebut jiedushi pada abad ke-9. Sementara itu, budaya Tiongkok berkembang dan semakin matang pada masa Tang; masa ini juga dianggap sebagai masa terbesar untuk puisi Tiongkok. Dua dari penyair terkenal Tiongkok, Li Bai dan Du Fu, berasal dari masa ini, dan juga berbagai pelukis terkenal seperti Han Gan, Zhang Xuan, dan Zhou Fang. Selain itu, terdapat berbagai sastra sejarah yang disusun oleh para ahli, dan juga ensiklopedia dan karya geografi.
Terdapat berbagai inovasi penting pada masa Dinasti Tang, seperti perkembangan percetakan kayu. Buddhisme pada masa ini berpengaruh besar terhadap budaya Tiongkok, dan sekte-sekte Buddhisme Tiongkok terus berkembang. Namun, Buddhisme nantinya akan ditindas oleh negara, sehingga pengaruhnya menurun. Meskipun dinasti dan pemerintah pusat mengalami kemunduran pada abad ke-9, seni dan budaya tetap berkembang. Walaupun pemerintah pusat yang melemah tidak lagi dapat mengatur ekonomi, perdagangan masih tetap berjalan.
Sejarah Dinasti Tang
Pada 18 Juni 618, Li Yuan menyatakan diri sebagai kaisar dinasti baru bernama Tang. Peristiwa ini berlangsung setelah pembunuhan Kaisar Yang, sepupu Li Yuan, oleh Jenderal Yuwen Huaji. Li Yuan (yang nantinya mengganti namanya menjadi Kaisar Gaozu dari Tang) mulai naik ke tampuk kekuasaan saat menjabat sebagai Adipati Tang dan gubernur Taiyuan selama masa keruntuhan Dinasti Sui, yang salah satunya disebabkan oleh kegagalan Sui dalam menaklukkan Goguryeo selama Perang Goguryeo-Sui.
Li Yuan memperoleh martabat dan pengalaman militer, dan pada tahun 617 ia memberontak bersama dengan putranya dan putrinya yang juga militan, Putri Pingyang (kematian 623); sang putri bahkan mengumpulkan tentaranya sendiri dan memerintah mereka langsung. Pada tahun 617, Li Yuan menduduki Chang’an dan menjadi wali Kaisar Gong dari Sui, kaisar yang masih anak-anak. Li Yuan menempatkan Kaisar Yang ke posisi Taishang Huang atau kaisar yang sudah pensiun/ayah dari kaisar saat ini. Setelah mendengar kabar pembunuhan Kaisar Yang oleh Jenderal Yuwen Huaji (kematian 619), Li Yuan menyatakan dirinya sebagai kaisar dinasti baru. Sebagai Kaisar Gaozu dari Tang, ia menguasai Tang sebagai kaisar pertama dari tahun 618 hingga 626.
Keluarga Li Yuan berasal dari kalangan aristokrat militer barat laut pada masa Dinasti Sui dan mengklaim sebagai keturunan Laozi, Jenderal Dinasti Han Li Guang, dan penguasa Liang Barat Li Gao. Li Yuan berkuasa hingga tahun 626; pada saat itu, ia dijatuhkan oleh putranya Li Shimin, Pangeran Qin. Li Shimin telah memerintah pasukan semenjak umur 18 tahun, cakap dalam menggunakan panah, pedang, dan tombak, serta mampu melancarkan serbuan kavaleri yang efektif. Walaupun melawan angkatan bersenjata dengan jumlah yang lebih besar, ia berhasil mengalahkan Dou Jiande (573–621) di Luoyang dalam Pertempuran Hulao pada 28 Mei 621.
Dalam upaya pemberangusan keluarga kerajaan karena takut dibunuh, Li Shimin menyergap dan membunuh dua saudaranya Li Yuanji (lahir 603) dan putra mahkota Li Jiancheng (lahir 589) dalam Insiden Gerbang Xuanwu pada 2 Juli 626. Segera setelah itu, ayahnya mengundurkan diri dan Li Shimin naik takhta. Ia kemudian dikenal dengan julukan Kaisar Taizong (唐太宗).
Walaupun tindakannya ini bertentangan dengan nilai xiao dalam ajaran Konfusianisme, Taizong terbukti merupakan pemimpin yang cakap dan mau mendengarkan saran-saran penasihat terbijaknya. Pada tahun 628, Kaisar Taizong mengadakan upacara peringatan Buddha untuk korban perang, dan pada tahun 629 ia mendirikan biara-biara Buddha di tempat pertempuran-pertempuran besar agar para biksu dapat berdoa untuk para korban dari kedua belah pihak. Hal ini dilakukan selama kampanye militer Kaisar Taizong di Tujue Timur, yakni kekhanan Göktürk yang dihancurkan setelah pemimpinnya Illig Qaghan ditangkap oleh perwira militer Tang Li Jing (571–649), yang kelak menjadi Kanselir Dinasti Tang.
Setelah memperoleh kemenangan ini, Göktürk menerima Taizong sebagai khagan mereka. Maka dari itu, selain bergelar Kaisar Tiongkok, ia juga dijuluki Tian Kehan (天可汗) oleh para nomaden Turk.
Pada masa dinasti tang muncul orang-orang ta shih untuk menyerang kerajaan holing yang di pimpin Ratu Sima