Sejarah Petra Menurut Islam – Petra adalah sebuah situs arkeologikal di Ma’an, Yordania. Tempat ini terkenal dengan bangunan arsitektur yang dipahat pada bebatuan serta sistem pengairannya.
Diperkirakan dibangun pada awal tahun 312 sebelum masehi, sebagai ibu kota dari Nabath, yang sekarang menjadi simbol dari Yordania, dan juga menjadi tempat kunjungan favorit para turis. Tempat ini terletak pada yang terletak di dataran rendah di antara gunung-gunung Gunung Hor yang membentuk sayap timur Wadi Araba, lembah besar yang berawal dari Laut Mati sampai Teluk Aqaba.
Situs ini tidak pernah diketemukan oleh dunia barat hingga 1812, ketika pengelana dari Swiss, Johann Ludwig Burckhardt menemukannya untuk pertama kalinya. Situs ini digambarkan seperti “sebuah kota mawar merah yang antik” dalam salah satu puisi yang menang dalam lomba Newdigate Prize, karya dari John William Burgon. Sedangkan UNESCO menyatakannya sebagai “salah satu peninggalan kultural yang paling penting dalam peradaban manusia” dan masuk sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 6 Desember 1985. Petra dipilih oleh majalah “Smithsonian” sebagai salah satu dari “28 tempat yang harus dikunjungi sebelum meninggal dunia”.
Sejarah Kota Petra jordan
Dalam pandangan Islam menurut Al Quran, kemampuan memahat batu ini ternyata beekenaan dengan Nabi Saleh ‘Alaihissalam dan Kaum Tsamud. Tertulis dalam QS. Al A’raf syat 73-79 bahwa Nabi Saleh diutus kepada Kaum Tsamud untuk mengajak mereka menyembah Allah. Tetapi mereka justru mengelak dengan berbuat kerusakan di muka bumi dan tidak percaya dengan Allah. Mereka memilih untuk mendirikan istana dan memahat gunung-gunung untuk dijadikan rumah sehingga Allah murka dan Kaum Tsamud itu ditimpa oleh gempa di mana mayat-mayat mereka kemudian menetap di tempat tinggal mereka.
Lalu, apa hubungannya dengan bangsa Nabatean yang membuat peradaban ini menurut ahli sejarah? Dilansir dari laman Republika, meruntut pada hadits Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Umar, ia mengatakan ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah singgah bersama mereka di Hijr dekat bekas permukiman Kaum Tsamud. Al Hijr dikenal dengan berbagai peninggalan arkeologi yang dibuat dengan memahat dinding batu. Peninggalan itu juga mirip dengan apa yang ada di Petra.
Wilayah Bangsa Nabatea juga mencakup Al Hijr. sehingga dapat disimpulkan bahwa kaum Tsamud tidak tinggal dan menetap di wilayah Petra melainkan tinggal di Al Hijr. Sebagian warisan Petra berasal dari inspirasi Kaum Tsamud sebab mereka merupakan pendahulu dari Bangsa Nabatea. Dilihat dari silsilah kepemimpinan Nabi Saleh yang lebih tua dibandingkan Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Ismail, Nabi Yakub, Nabi Ishaq, dan Nabi Isa yang kala itu hidup pada peradaban Mesopotamia. Bangsa Nabatea kala itu hidup di Zaman Nabi Isa.